Monday, June 6, 2011
Rukun Islam
Tuesday, May 3, 2011
Bermain dengan "Clay" dan huruf Hijaiyah.
Siapkan bahan-bahannya:
- Tepung terigu
- Garam (secukupnya untuk pemberi rasa).
- Air secukupnya
- Minyak goreng (sedikit saja)
- Pewarna kue
- Campur tepung terigu, garam, air dan minyak goreng, aduk sampai adonan kalis atau bisa dibentuk.
- Pisahkan menjadi beberapa bagian dan beri pewarna kue sesuai selera.
Setelah selesai bermain-main huruf hijaiyah dengan "clay" ini, adik-adik juga bisa membuat kue dan mencetaknya sesuai dengan yang diinginkan. Hmmm....lumayan enak juga lho.
Nah...kalian bisa mencobanya sekarang.......
Friday, April 22, 2011
Yuk...Pergi ke Masjid
Artinya:
“Ya Allah limpahkanlah rahmat dan kesalamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Ya Allah ampunilah dosa-dosaku dan bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu”.
Thursday, March 31, 2011
Doa Ketika Bersin
Friday, March 18, 2011
Kumpulan Poster Doa untuk Anak
Friday, March 11, 2011
Matematikawan Muslim (1)
Saturday, March 5, 2011
Cara cepat membaca Al-Quran untuk anak
Friday, February 25, 2011
Mencetak Anak Sholeh
pada pengajian KPMI di Brussel tanggal 18 Juli 2009)
Mencetak anak yang sholeh adalah cita-cita dari seluruh orang tua muslim. Bahkan anak yang sholeh juga bisa menjadi “investasi” kebaikan bagi kedua orang tuanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Apabila anak adam (manusia) telah meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariah (yang pahalanya selalu mengalir), ilmu bermanfaat atau anak shalih yang selalu mendo'akan orang tuanya” (HR- Muslim). Subhanalloh… pahala dari Allah akan terus mengalir pada orang tua yang memiliki anak-anak yang sholeh, meskipun ia telah meninggal.
Ada beberapa hal yang menjadi kewajiban kita, sebagai orang tua, dalam mencetak anak yang sholeh ini, yaitu :
1. Mengharapkan kehadirannya
Harapan memperoleh keturunan yang sholeh akan menjadikan kita betul-betul mempersiapkan diri. Dan ketika “amanah” itu datang, kita akan merawat, membesarkan dan mendidiknya dengan penuh cinta kasih sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.
2. Menafkahinya dengan harta yang halal
Kehalalan harta kita ini secara langsung dan tidak langsung berpengaruh bagi kita, termasuk bagi anak kita yang kita nafkahi. Allah berfirman "Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia." (Qs. Thaha: 81). Berdasarkan ayat tersebut, harta yang haram bisa menjadi penyebab kemurkaan Allah di dunia dan di akhirat.
Harta yang haram juga bisa menjadi penghalang do’a kita, termasuk do’a untuk mendapatkan anak yang sholeh. Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa ketika dia sedang membaca sebuah ayat, berdirilah Sa’ad bin Abi Waqash. Kemudian dia berkata: “Ya Rasulullah, do’akan kepada Allah agar aku senantiasa menjadi orang yang dikabulkan do’anya oleh Allah.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan do’anya. Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya (HR. At-Thabrani).
3. Menunjukkan rasa kasih sayang
Menunjukkan kasih sayang pada anak itu perlu, khususnya agar anak merasa bahwa ia disayangi oleh kedua orang tuanya. Adapun bentuknya seperti apa, bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing, selama untuk kebaikan si anak, tidak berlebihan dan tidak melanggar syariat. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah. Suatu ketika Fatimah ra, putri beliau, berkunjung ke rumah beliau. Meski beliau sedang sakit, beliau tetap berusaha menyambutnya dan menampakkan kegembiraan atas kunjungan putrinya.
4. Berlaku adil, terutama jika anaknya berbilang (lebih dari 1)
Berlaku adil juga menjadi salah satu kewajiban kita. Apalagi jika Allah mengaruniai kita putra/putri lebih dari 1. Jika kita bersikap tidak adil, akan sangat mungkin timbul kecembuaruan atau perselisihan di antara anak-anak kita, dan bisa juga berpengaruh pada perkembangan psikologis si anak.
5. Mendo’akan dengan do’a yang baik-baik
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga doa yang pasti akan terkabul, tidak diragukan lagi: doa orang tua, doa orang yang bepergian, dan doa orang yang dizhalimi.” (HR. Abu Dawud)Dari hadits tersebut, jelaslah bahwa doa orang tua itu mustajabah. Maka sebaiknya para orang tua sering mendoakan anaknya dengan do’a yang baik. Kita hendaknya berhati-hati, terkadang saat kita merasa jengkel/marah dengan anak kita, keluarlah ucapan (do’a) yang tidak baik karena itu juga bisa dikabulkan oleh Allah. Semoga Allah melindungi kita dari semua itu.
6. Mendidik anak secara Islami
Setidaknya ada 5 prinsip dasar pendidikan anak :
a. Memberi contoh/teladan
b. Melakukan pembiasaan
c. Menanamkan nilai
d. Menjalankan prinsip “reward and punishment” (pemberian hadiah dan hukuman)
e. Terencana
7. Usahakan untuk selalu “dekat” dengan anak, dengan menjaga komunikasi yang baik dengan mereka
Dengan adanya hubungan yang baik antara orang tua dan anak, insya Allah banyak manfaat yang akan diraih. Diantaranya adalah, kita dapat memantau terus perkembangan anak, adanya keterbukaan, adanya kemudahan dalam menyampaikan “pesan” pada anak, (meminimalisir konflik) dan kemudahan dalam menjaga anak tanpa anak merasa terkekang.
Wallohu a’lam bish showab....
Mengajak Anak Menghapal Surat Al Quran
Oleh: Eka Risna Widayani
Punya anak yang pintar mengaji merupakan dambaan saya. Betapa tidak? Ya… biarpun suami dan saya tidak fasih-fasih amat mengajinya, tetapi asa menjadikan anak yang rajin dan pandai mengaji tetap ingin saya gapai. Alhamdulillah, saya diberi hidayah dan jalan mendampingi anak laki-laki saya belajar mengaji sejak dia masih kecil. Tulisan ini hanya sekedar berbagi pengalaman apa yang kami lakukan dan siapa tahu ada manfaatnya bagi ibu-ibu lain.
Oh ya…. anak laki-laki saya itu namanya Gilang. Sekarang sudah hampir tujuh tahun usianya, dan duduk di Lagere School (setingkat SD kalau di Indonesia) kelas satu di sebuah sekolah di Antwerpen Belgia. Gilang adalah anak pertama kami. Adiknya masih belum genap satu tahun saat ini. Yang saya mau ceritakan ini pengalaman ketika dia masih umur dua setengah atau tiga tahun, dan kala itu kami tinggal di kota Bogor.
Namanya juga anak-anak, seringkali meniru apa yang dia lihat atau dia dengar. Gilang termasuk sering melihat dan mendengar saya atau suami mengaji di rumah. Kami memang mengusahakan membaca Al Quran paling tidak satu halaman setiap harinya. Selain itu dia juga sering mengamati kami berdua sholat berjamaah di rumah, meskipun tidak setiap hari karena suami sering pulang malam. Diam-diam kami mengamati kalau dia tertarik untuk mengikuti gerakan sholat serta menirukan ucapan-ucapan surat yang kami baca.
Melihat ketertarikan Gilang itu, saya tidak melewatkan kesempatan untuk sedikit demi sedikit mengajak dia mempelajari gerakan sholat. Tidak ketinggalan juga menawarkan kepadanya untuk menghapal surat-surat pendek dari Al Quran. Kami pikir, belum waktunya memaksakan dia melakukan it, toh umurnya masih belum genap tiga tahun. Mengikuti gerakan sholat, saya kira tidak terlalu sulit bagi anak seusia itu. Tapi menghapal surat-surat pendek? hm..nanti dulu…, awalnya tidak terpikir bahwa Gilang sanggup menghafal bacaan surat-surat di Al Quran, sekalipun surat pendek di Juz Amma. Namun sekali lagi, Allah SWT memberikan jalan kepada kami untuk hal tersebut.
Suami saya kebetulan termasuk orang yang hobi membaca gratis. Jadi sukanya mampir ke toko buku kalau lagi jalan-jalan ke pertokoan. Paling-paling pulang bawa komik yang katanya untuk melengkapi koleksinya. Hobi bacanya ini sedikit banyak menular ke Gilang, termasuk hobi baca komiknya itu. Sampai sekarang!
Jadi tidak heran kalau setiap kami pergi ke pusat perbelanjaan di Bogor, sebentar atau lama kami mampir ke toko buku yang ada di sana. Kalau bukan bapaknya Gilang yang mengajak mampir, ya Gilang yang memaksa masuk. Kebetulan hari itu di toko buku yang biasa kami kunjungi, saya lihat buku Juz Amma bergambar yang menarik buat anak seusianya. Buku tersebut berjudul Aku Cinta Al Quran, terbitan Syaamil Kid. Wah cocok nih… Hobinya Gilang lihat buku bergambar. Saya pikir dia pasti suka dengan buku tersebut. Ada beberapa jilid, tapi karena harganya lumayan (smile….) kami putuskan untuk membeli jilid pertama dulu. Biar tidak rugi bandar banget kalau ternyata dia tidak suka (lagi-lagi smile…). Bukannya tidak rela uang habis untuk beli buku berisi ayat-ayat Al Quran, tapi kami tentu juga harus membagi anggaran dengan bijak. Waktu itu sempat membaca di sampul depan buku itu untuk usia 7-12 tahun. Saya pikir paling cuma untuk di lihat gambarnya saja. Tanpa ada alasan yang kuat saya mulai membiasakan anak saya menirukan bacaan saya sambil melihat gambar buku tersebut sebelum tidur. Saya kaget setelah besoknya dia ternyata sudah hafal surat yang malam sebelumnya saya ajarkan. Karena dia cukup mudah menghafal yang pendek-pendek akhirnya terus saya mencoba ajarkan lagi surat berikutnya.
Subhanallah… Alhamdulilah dengan mudah dia menghafal 21 surat dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Saya juga heran ketika tahu ternyata Gilang juga tahu judul surat yang harus dia baca ketika buka halaman buku.
Melihat kenyataan ini dalam hati saya bertanya bagaimanakah sebenarnya keadaan otak menjelang tidur. Akhirnya beberapa waktu lalu saya membaca di salah satu blog orang Malaysia yang mengatakan bahwa salah satu cara mendidik anak adalah dengan mempraktekkan metode yang bernama Shicida Method. Dalam metode ini mereka memanfaatkan otak kanan dengan maksimal, yang kabarnya sukses diajarkan di Jepang. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah dengan metode ini adalah sewaktu hendak tidur atau tidur-tidur ayam bicaralah dengan anak sebab waktu tidur-tidur ayam itulah otak kanannya sedang bekerja sedangkan otak kiri sudah tidur. Ini mungkin yang membantu keberhasilan kami.
Meskipun demikian kami sadar bahwa mendidik anak itu sangat berbeda perlakuannya antar individu. Yang kami lakukan adalah sebisa mungkin membuat Gilang merasa rileks dan tidak terpaksa melakukan itu, dan tentu merasa senang hatinya sewaktu belajar. Mengetahui apa yang disukai anak, apa yang diingikan anak, barangkali akan penting dalam menentukan media dan cara yang bisa dipilih orang tua dalam mengajak anak-anaknya belajar, termasuk belajar mengahapal surat Al Quran.
Mudah-mudahan, pengalaman kami ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin.
Subhanalloh…Tahukah wahai anakku, bahwa sholat dapat membuat tubuhmu menjadi sehat?
Siapa yang tahu apa “oleh-oleh” Rasulullah sepulang dari perjalanan Isra’ Mi’raj? Pada peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan sholat 5 waktu. Kewajiban sholat itu juga bagi kita, seluruh umat Islam.
Anak-anakku sayang,
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari sholat, diantaranya adalah kita menjadi sehat. Sehat? Iya…sehat jasmani dan rohani. Kok bisa ya?
Sebelum sholat, kita harus berwudlu terlebih dahulu. Kita harus membasuhkan air pada bagian anggota wudlu kita. Dengan berwudlu, kita memenuhi perintah Allah dan juga membersihkan anggota tubuh kita. Jika tubuh kita bersih, kita akan menjadi…sehat. Masih ingat kan dengan peribahasa “Kebersihan pangkal kesehatan” kan?
Kemudian saat sholat, seluruh anggota tubuh kita dari kepala hingga ujung kaki bergerak. Gerakan itu akan memperlancar peredaran darah kita. Jantung akan memompa dan mengedarkan darah. Darah beredar mengangkut makanan dan oksigen yang dialirkan ke sel-sel tubuh kita. Selain itu, darah juga beredar untuk mengambil sisa-sisa zat makanan yang tidak terpakai. Jadi semua gerakan sholat yang kita lakukan mempunyai manfaat. Misalnya, ruku’. Hayoo…siapa yang bisa memberi contoh gerakan ruku’? baguus…anak sholeh. Gerakan ruku’ ini sangat bagus untuk mencegah penyakit yang menyerang ruas tulang punggung, otot dan urat syaraf. Gerakan sujud juga demikian, bagus untuk melancarkan peredaran darah, sehingga kebutuhan otak akan darah dan oksigen dapat terpenuhi. Begitu pula gerakan takbir, I’tidal, duduk di antara dua sujud, tahiyat akhir, dan salam. Semuanya mengakibatkantubuh kita bergerak. Tentu saja gerakan sholat ini harus mencontoh teladan kita. Siapa teladan kita? Iya…Rasulullah SAW.
Anak-anakku sayang,
Saat sholat bukan hanya jasmani kita yang sehat, tetapi rohani. Hmm…mengapa bisa begitu? Karena sesungguhnya sholat adalah rangkaian do’a. Apa yang kita baca mulai dari takbiratul ihrom sampai salam adalah dzikrullah dan do’a. Siapa yang rajin berdzikir dan berdo’a, Allah akan mencintainya. Jika Allah mencintai kita maka Allah pun akan mengabulkan do’a-do’a kita. Hmmm, siapa yang sudah hafal baca’an-baca’an di waktu sholat? Insya Allah…ibu akan memberi hadiah.
Subhanalloh…ternyata sholat yang Allah perintahkan sangat bermanfaat bagi kita, yaitu menjadikan tubuh kita sehat. Bila tubuh kita sehat, kita akan bisa menjadi muslim yang kuat. Dan Allah sangat mencintai hamba-Nya yang taat dan kuat.
.